Kerusuhan Mako Brimob (8/5/2018) yang menyisakan Cerita kelam untuk para petugas polisi yang berjaga di lokasi sebanyak 5 Polisi gugur dan 4 lagi luka-luka, Menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk kedepannya.
Kejadian ini menimbulkan konflik tersendiri dalam dunia maya, Beberapa Netizen Mempertanyakan mengapa pihak polri masih memberikan Kesempatan untuk menyerahkan diri atau bisa dikategorikan sebagai negosiasi.
Kapolri Jendral Tito Karnavian mengaku tak memerintahkan langsung menyerbu tahanan Terorisme Karena saat itu mereka masih memiliki opsi. Diketahui kerusuhan dan penyanderaan yang terjadi di mako brimob mulai dari hari selasa hingga kamis malam.
“Mengapa kita tidak langsung menyerbu para napi tersebut, karena pada saat itu memang kami masih memiliki opsi. Opsi yang kami miliki yakni memberikan mereka warning terlebih dahulu.” tegas Jendral Tito
“Warning yang kami berikan itu karena diantara 155 Narapidana tersebut ada yang tak ingin terjadi kerusuhan ini , oleh sebab itulah kami memikirkan bagaimana caranya yang kontra terhadap kerusuhan ini bisa kami selamatkan. Nah kepada Bapak Presiden (JOKO WIDODO) saya sampaikan bahwa ada situasi seperti ini dan kami berikan warning, Dan hal tersebut juga kami sebagai Polri harus mendapat izin dari Jendral Tertinggi yakni pak presiden.” Pungkasnya
Ultimatum yang diberikan oleh Polri akhirnya membuahkan hasil, pada kamis pagi hari akhirnya salah seorang polisi yang disandera Brigadir Iwan Sarjana dilepas dan satu persatu keluar menyerahkan diri.